Dalam ajaran Islam, menjaga lisan dan hati dari sikap merendahkan, menjelek-jelekkan, atau menghina sesama adalah suatu perintah yang sangat penting. Salah satu hadits yang sering dijadikan rujukan terkait dengan masalah ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:
“Siapa yang menjelek-jelekkan saudaranya karena suatu dosa, maka ia tidak akan mati kecuali mengamalkan dosa tersebut.” (HR. Tirmidzi no. 2505)
Hadits ini mengandung pesan moral yang sangat mendalam. Dalam hadits ini, Rasulullah ﷺ memberikan peringatan keras kepada siapa pun yang dengan sengaja menjelek-jelekkan atau mencela saudaranya karena dosa yang pernah dilakukan. Makna dari hadits ini dapat diuraikan dalam beberapa poin penting:
1. Pentingnya Menjaga Lisan
Lisan merupakan salah satu anggota tubuh yang sering kali membawa seseorang pada keburukan jika tidak dijaga dengan baik. Dalam Islam, lisan harus dijaga dari mengucapkan hal-hal yang tidak bermanfaat, apalagi dari mencela atau menghina orang lain. Hadits ini mengingatkan bahwa mencela orang lain atas dosa yang pernah mereka lakukan bisa menjadi sebab seseorang jatuh ke dalam dosa yang sama.
2. Jangan Merasa Lebih Suci
Hadits ini juga mengingatkan kita untuk tidak merasa lebih suci atau lebih baik dari orang lain. Ketika seseorang mencela orang lain karena dosa yang telah dilakukan, hal itu bisa menunjukkan kesombongan dan ketidakpedulian terhadap rahmat Allah. Tidak ada yang tahu akhir hidup seseorang dan bagaimana Allah mengampuni dosa-dosa hamba-Nya. Oleh karena itu, merasa diri lebih baik karena tidak melakukan dosa yang sama adalah sikap yang harus dihindari.
3. Balasan dari Sikap Merendahkan
Rasulullah ﷺ dalam hadits ini memberikan peringatan bahwa orang yang mencela saudaranya karena dosa yang dilakukan, bisa jadi Allah akan mengujinya dengan dosa yang sama. Hal ini menunjukkan betapa besar risiko dari perbuatan tersebut. Sebuah ungkapan menyatakan bahwa "Jangan mencela orang lain karena dosa yang mereka lakukan, bisa jadi Allah akan membalikkan keadaan dan Anda yang akan terjatuh dalam dosa tersebut."
4. Membangun Sikap Empati dan Pengampunan
Sebagai muslim, kita dianjurkan untuk selalu berempati, memaafkan, dan mendoakan kebaikan bagi saudara kita yang mungkin jatuh dalam dosa. Daripada mencela atau menghinanya, lebih baik jika kita memberikan nasihat dengan cara yang baik dan mendoakan agar Allah memberikan hidayah serta ampunan bagi mereka. Hal ini sejalan dengan prinsip Islam yang mengedepankan kasih sayang dan rahmat bagi sesama.
5. Pentingnya Introspeksi Diri
Hadits ini juga menjadi pengingat untuk selalu introspeksi diri. Sebelum melihat kesalahan orang lain, sebaiknya kita melihat ke dalam diri kita sendiri. Mungkin saja kita memiliki dosa atau kekurangan yang tidak kita sadari. Dengan menyadari kekurangan diri, kita akan lebih rendah hati dan berhati-hati dalam bersikap terhadap orang lain.
Kesimpulan
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi ini memberikan pelajaran penting tentang adab dalam berinteraksi dengan sesama. Menjelek-jelekkan atau merendahkan orang lain karena dosa yang mereka lakukan tidak hanya berisiko membuat kita jatuh pada dosa yang sama, tetapi juga menunjukkan ketidakpedulian terhadap pentingnya menjaga lisan dan hati. Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk selalu menjaga lisan, tidak merasa diri lebih baik dari orang lain, dan selalu berusaha untuk berempati serta memaafkan saudara kita. Semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk menjadi hamba yang selalu menjaga adab dan akhlak dalam setiap interaksi dengan sesama.