Dalam Islam, ikhlas dalam beramal adalah salah satu syarat utama agar amal ibadah diterima oleh Allah SWT. Islam mengajarkan pentingnya menjaga niat dan keikhlasan dalam setiap perbuatan, terutama dalam ibadah. Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani memberikan peringatan tegas terkait perbuatan riya’ atau pamer amal di hadapan orang lain:
"Barangsiapa memperdengarkan amalnya kepada orang lain (agar orang tahu amalnya), maka Allah akan menyiarkan aibnya di telinga-telinga hamba-Nya, Allah rendahkan dia dan menghinakannya." [HR Thabrani]
Makna Hadis
Hadis ini menekankan bahayanya perbuatan riya’, yaitu memperlihatkan amal ibadah kepada orang lain dengan tujuan agar dipuji atau dikenal sebagai orang yang saleh. Riya’ adalah salah satu bentuk penyakit hati yang sangat dibenci dalam Islam. Ketika seseorang beramal dengan niat ingin mendapatkan pengakuan dari manusia, amal tersebut kehilangan nilai di sisi Allah SWT. Bahkan, Allah mengancam akan membalas perbuatan riya’ dengan mempermalukan pelakunya di dunia dan akhirat.
Akibat dari Riya’
Menurut hadis ini, Allah SWT akan menyiarkan aib orang yang berbuat riya’. Ini berarti Allah akan membongkar niat buruknya di hadapan manusia, sehingga niat tersembunyi yang ingin meraih pujian justru berbalik menjadi kehinaan. Selain itu, Allah juga akan merendahkan dan menghinakan orang tersebut, baik di dunia maupun di akhirat. Ini merupakan peringatan bahwa riya’ bukanlah perbuatan yang ringan, melainkan dosa yang besar dan dapat merusak seluruh pahala dari amal ibadah yang dilakukan.
Pentingnya Ikhlas dalam Beramal
Keikhlasan dalam beramal adalah kunci agar amal tersebut diterima di sisi Allah SWT. Allah hanya menerima amal yang dilakukan semata-mata karena-Nya, tanpa ada niat untuk dipuji atau dikenal oleh manusia. Dalam Al-Quran, Allah berfirman:
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus..." (QS. Al-Bayyinah: 5)
Ayat ini menunjukkan bahwa amal ibadah yang murni dan ikhlas hanya ditujukan kepada Allah SWT, bukan kepada makhluk.
Menjaga Diri dari Riya’
Untuk menjaga diri dari riya’, seorang Muslim harus selalu introspeksi dan memurnikan niatnya dalam beramal. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk menghindari riya’ antara lain:
- Memperbaiki niat sebelum beramal: Pastikan setiap amal yang dilakukan semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT.
- Berdoa memohon keikhlasan: Meminta kepada Allah agar diberikan keikhlasan dalam setiap amal ibadah.
- Menyembunyikan amal kebaikan: Berusaha untuk tidak memamerkan amal kebaikan kepada orang lain, kecuali jika ada manfaat yang lebih besar untuk orang lain.
Penutup
Riya’ adalah penyakit hati yang harus dihindari oleh setiap Muslim. Mengingat ancaman yang diberikan oleh Allah dalam hadis ini, menjaga keikhlasan dalam beramal menjadi hal yang sangat penting. Dengan ikhlas, amal ibadah yang kita lakukan akan memiliki nilai di sisi Allah SWT dan menjadi bekal yang bermanfaat di akhirat nanti. Sebaliknya, jika riya’ menjadi bagian dari amal kita, maka kehinaan dan kerugian yang akan kita dapatkan, baik di dunia maupun di akhirat. Semoga kita senantiasa diberi kekuatan oleh Allah untuk menjaga keikhlasan dalam setiap amal ibadah yang kita lakukan. Aamiin.