Perjalanan, baik untuk urusan pekerjaan, pendidikan, liburan, atau bahkan umrah dan haji, menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Namun, banyak muslim yang saat bepergian justru lengah terhadap ibadahnya. Padahal Islam bukan agama yang membatasi gerak, justru Islam memberikan kelonggaran (rukhsah) agar umat tetap bisa beribadah meski dalam kondisi safar. Maka, menjadi Muslim traveler artinya tetap istiqamah dalam menjalankan perintah Allah di mana pun kaki melangkah.

1. Niat: Dasar Segala Amal

  • Luruskan Niat Sebelum Berangkat

Niat adalah pondasi amal. Seorang muslim yang bepergian dengan niat baik — untuk silaturahmi, mencari ilmu, atau bekerja secara halal — maka setiap langkahnya menjadi ibadah. Niat yang tulus akan membuat hati lebih ringan untuk tetap menjaga shalat dan ibadah lainnya.

  • Jadikan Perjalanan sebagai Ladang Amal

Jangan jadikan safar sebagai alasan untuk bermalas-malasan dalam ibadah. Justru saat bepergian, kita diuji: apakah tetap taat atau terlena oleh dunia. Niat yang benar akan mengarahkan hati untuk terus dekat kepada Allah.

2. Shalat di Tengah Perjalanan

  • Manfaatkan Rukhsah Safar

Islam memberikan keringanan shalat bagi musafir: jama’ (menggabungkan dua shalat dalam satu waktu) dan qashar (mempersingkat shalat 4 rakaat menjadi 2 rakaat). Ini bukan bentuk kemudahan karena malas, tapi bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.

  • Cari Tempat Shalat Terdekat

Selalu cari tahu lokasi masjid terdekat, atau siapkan perlengkapan shalat sendiri (sajadah travel, kompas kiblat, mukena/sarung kecil). Di bandara, rest area, stasiun, atau bahkan pojok kamar hotel, shalat tetap bisa dilaksanakan.

  • Gunakan Aplikasi Penunjuk Waktu dan Kiblat

Manfaatkan teknologi seperti aplikasi Muslim Pro, Athan, atau Muslim Pocket untuk mengingatkan waktu shalat dan menentukan arah kiblat. Ini sangat membantu, terutama saat berada di negara non-Muslim.

3. Menjaga Wudhu dan Kebersihan Diri

  • Bawa Perlengkapan Wudhu Praktis

Selalu sediakan botol air kecil, tisu basah, dan kantong plastik. Saat sulit menemukan tempat berwudhu, benda-benda ini akan sangat membantu menjaga kesucian.

  • Tayammum Jika Tidak Ada Air

Islam memperbolehkan tayammum saat air sulit dijangkau. Cukup dengan debu yang bersih dan sesuai syariat, ibadah tetap bisa dilakukan tanpa harus menunggu air.

4. Ibadah Lain yang Bisa Dikerjakan Saat Safar

  • Dzikir dan Doa Safar

Bacalah doa saat naik kendaraan, dan perbanyak dzikir sepanjang perjalanan. Ini menjaga hati tetap terhubung dengan Allah, sekaligus menenangkan jiwa di tengah kesibukan.

  • Tilawah dan Tafakur Alam

Bawa mushaf kecil atau aplikasi Al-Qur’an digital. Tilawah di sela-sela perjalanan, bahkan merenung tentang kebesaran Allah dari pemandangan yang dilihat, adalah bentuk ibadah hati yang mendalam.

  • Sedekah dalam Perjalanan

Berikan makanan pada sesama musafir, bantu orang tua di stasiun, atau senyum kepada petugas—semua bisa menjadi bentuk sedekah ringan yang bernilai besar.

5. Menghindari Maksiat Saat Bepergian

  • Waspada terhadap Godaan Dunia

Saat jauh dari keluarga dan komunitas, godaan lebih besar: tontonan, gaya hidup hedonis, atau pergaulan bebas. Seorang Muslim traveler harus membentengi diri dengan kesadaran iman dan kontrol diri.

  • Pilih Teman dan Lingkungan yang Baik

Jika bepergian dalam rombongan, pastikan bersama orang-orang yang tidak melalaikan ibadah. Lingkungan yang baik akan mengingatkan dan saling menjaga.

6. Menjadikan Perjalanan Sebagai Sarana Syiar Islam

  • Tunjukkan Akhlak Muslim yang Baik

Berinteraksi dengan ramah, tepat waktu, menjaga antrian, tidak mengganggu orang lain, dan menjaga kebersihan menjadi cara syiar Islam paling nyata di tempat umum.

  • Buka Percakapan Positif

Jika ada yang bertanya tentang hijab, shalat, atau kebiasaan Muslim, gunakan kesempatan itu untuk berdakwah dengan lembut dan bijak.

Jadi Muslim Traveler yang Tangguh Iman

Bepergian adalah kesempatan memperluas wawasan, tapi juga ujian bagi keimanan. Menjadi Muslim traveler berarti tetap memegang teguh nilai-nilai Islam, tidak tergoda untuk meninggalkan ibadah, dan menjadikan setiap langkah di bumi sebagai jalan menuju ridha Allah. Safar yang penuh ibadah akan membuka pintu keberkahan, memperluas rezeki, dan menumbuhkan keimanan.

Bumi Allah itu luas, maka mengembaralah untuk melihat ayat-ayat-Nya dan tetaplah menjadi hamba-Nya di mana pun kamu berada.