Penaklukan Kota Mekkah (Fathu Makkah) adalah salah satu peristiwa paling bersejarah dalam perjalanan dakwah Islam. Peristiwa ini terjadi pada tahun 8 Hijriyah (630 M), ketika Rasulullah SAW bersama pasukan kaum Muslimin berhasil merebut kembali Mekkah dari kaum Quraisy tanpa pertumpahan darah besar.
Kemenangan ini bukan hanya sebuah penaklukan militer, tetapi juga simbol kasih sayang, pemaafan, dan kebesaran akhlak Rasulullah SAW. Dari peristiwa ini, umat Islam bisa mengambil banyak hikmah tentang kepemimpinan, persaudaraan, dan kebijaksanaan dalam menghadapi musuh.
1. Latar Belakang Penaklukan Mekkah
a. Perjanjian Hudaibiyah
Pada tahun 6 Hijriyah, Rasulullah SAW membuat perjanjian damai dengan kaum Quraisy di Hudaibiyah. Salah satu isinya adalah kedua belah pihak tidak akan saling menyerang selama 10 tahun.
b. Pelanggaran Perjanjian
Namun, perjanjian itu dilanggar ketika sekutu Quraisy, yaitu Bani Bakr, menyerang Bani Khuza’ah, sekutu kaum Muslimin. Serangan itu menewaskan banyak orang, dan Quraisy ikut membantu Bani Bakr.
c. Kaum Muslimin Bergerak
Melihat pengkhianatan ini, Rasulullah SAW memutuskan untuk berangkat ke Mekkah bersama 10.000 pasukan. Tujuannya bukan semata membalas dendam, tetapi untuk menegakkan keadilan dan menyucikan tanah haram dari kesyirikan.
2. Perjalanan Rasulullah Menuju Mekkah
Rasulullah SAW bergerak dengan strategi yang rapi. Beliau berusaha merahasiakan tujuan pasukan agar Quraisy tidak sempat mempersiapkan perlawanan besar.
Setibanya di sekitar Mekkah, pasukan Muslim menyalakan ribuan api unggun di malam hari. Hal ini membuat Quraisy terkejut dan gentar melihat kekuatan kaum Muslimin.
3. Penaklukan Mekkah Tanpa Pertumpahan Darah
a. Sikap Rasulullah yang Penuh Hikmah
Ketika memasuki Mekkah, Rasulullah SAW memerintahkan agar tidak ada penyerangan kecuali jika diserang. Pasukan Muslim memasuki kota dari berbagai arah dengan tertib.
b. Kaum Quraisy Takluk
Melihat kekuatan kaum Muslimin dan sikap damai mereka, Quraisy tidak mampu melawan. Akhirnya, Mekkah jatuh ke tangan Rasulullah SAW tanpa peperangan besar.
c. Pembersihan Ka’bah dari Berhala
Setelah masuk ke Masjidil Haram, Rasulullah SAW menghancurkan berhala-berhala yang mengelilingi Ka’bah sambil membaca ayat:
“Kebenaran telah datang dan kebatilan telah lenyap. Sesungguhnya kebatilan itu pasti lenyap.” (QS. Al-Isra’: 81).
4. Rasulullah Memberi Maaf kepada Quraisy
Yang membuat peristiwa ini sangat istimewa adalah sikap Rasulullah SAW setelah kemenangan. Beliau bisa saja membalas dendam kepada Quraisy yang selama bertahun-tahun menyiksa dan mengusir kaum Muslimin. Namun, Rasulullah berkata kepada penduduk Mekkah:
“Pergilah, kalian semua bebas.”
Sikap pemaaf ini membuat banyak penduduk Mekkah masuk Islam dengan penuh kerelaan. Mereka melihat betapa mulianya akhlak Rasulullah SAW.
5. Hikmah dari Penaklukan Kota Mekkah
Peristiwa Fathu Makkah mengandung banyak pelajaran berharga, antara lain:
-
Kemenangan hakiki ada pada iman dan kesabaran. Rasulullah menunggu bertahun-tahun dengan sabar hingga saat yang tepat untuk menaklukkan Mekkah.
-
Pemaafan lebih mulia daripada balas dendam. Rasulullah menunjukkan kasih sayang meski mampu membalas kezaliman Quraisy.
-
Islam adalah agama rahmat. Penaklukan Mekkah bukan penaklukan berdarah, melainkan penuh kasih dan kedamaian.
-
Kebijaksanaan dalam strategi. Rasulullah menggunakan taktik cerdas untuk membuat Quraisy takluk tanpa banyak korban.
-
Kesucian Ka’bah harus dijaga. Dengan dihancurkannya berhala, Ka’bah kembali menjadi pusat tauhid.
6. Action Plan: Meneladani Fathu Makkah
-
Jaga kesabaran dalam menghadapi ujian. Jangan tergesa-gesa membalas kezaliman.
-
Pilih pemaafan daripada dendam. Dengan maaf, hati menjadi tenang dan persaudaraan terjaga.
-
Gunakan strategi bijak dalam setiap urusan. Baik dalam berdakwah, bekerja, atau bermasyarakat.
-
Jadikan Islam sebagai rahmat. Sebarkan pesan damai, bukan kebencian.
-
Pelihara kemurnian tauhid. Jauhi syirik dan tegakkan ibadah kepada Allah semata.
Penaklukan Kota Mekkah adalah momen monumental yang menunjukkan kebesaran Islam. Kemenangan ini bukan hanya karena kekuatan pasukan, tetapi karena kesabaran, strategi, dan akhlak mulia Rasulullah SAW.
Dari kisah ini, kita belajar bahwa kemenangan sejati adalah ketika hati dimenangkan dengan kasih sayang dan keadilan. Fathu Makkah menjadi bukti nyata bahwa Islam adalah agama yang membawa rahmat, kedamaian, dan hikmah yang abadi bagi umat manusia.