Setiap manusia diciptakan Allah dengan nafsu. Nafsu bisa menjadi jalan kebaikan bila dikendalikan, namun bisa juga menyeret pada kebinasaan bila dibiarkan tanpa batas. Salah satu teladan agung dalam mengendalikan nafsu terdapat pada kisah Nabi Yusuf ‘alaihissalam. Al-Qur’an mengabadikan kisah beliau secara lengkap dalam Surah Yusuf, memperlihatkan bagaimana kekuatan iman, kesabaran, dan keteguhan hati mampu menjaga diri dari godaan.

Ujian Berat yang Dihadapi Nabi Yusuf

Nabi Yusuf dikenal sebagai sosok yang sangat rupawan. Keindahan wajah dan akhlaknya membuat banyak orang kagum kepadanya. Namun, justru karena itu pula beliau diuji dengan godaan nafsu dari Zulaikha, istri Al-‘Aziz, seorang pejabat Mesir.

Dalam Surah Yusuf ayat 23, Allah menceritakan:
"Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda dirinya, dan menutup pintu-pintu seraya berkata: 'Marilah ke sini.' Yusuf berkata: 'Aku berlindung kepada Allah…'"

Peristiwa ini menggambarkan bagaimana Yusuf dihadapkan pada godaan yang sangat sulit ditolak. Situasi sepi, pintu terkunci, dan ajakan langsung dari seorang wanita berkuasa. Namun, Nabi Yusuf memilih menolak dengan tegas dan berlindung kepada Allah.

Keteladanan Nabi Yusuf dalam Mengendalikan Nafsu

1. Mengutamakan Takwa kepada Allah

Ketika digoda, Nabi Yusuf tidak berpikir panjang untuk menolak karena kesadarannya penuh bahwa Allah selalu mengawasi. Hal ini mengajarkan bahwa kesadaran akan kehadiran Allah (muraqabah) adalah benteng utama dari hawa nafsu.

2. Lebih Memilih Penjara daripada Maksiat

Dalam Surah Yusuf ayat 33, Yusuf berdoa:
"Ya Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku..."
Ini menunjukkan keberanian Nabi Yusuf dalam mengambil pilihan sulit demi menjaga kehormatan diri. Beliau rela kehilangan kebebasan fisik asalkan tidak terjerumus pada perbuatan dosa.

3. Sabar Menghadapi Fitnah

Setelah menolak godaan, Yusuf justru difitnah dan dimasukkan ke penjara. Namun beliau tetap sabar, tidak berputus asa, dan terus berpegang pada kebenaran. Inilah bukti bahwa menjaga diri dari nafsu sering kali menuntut pengorbanan, tetapi Allah tidak akan menyia-nyiakan orang yang bertakwa.

Pelajaran Kehidupan dari Kisah Nabi Yusuf

  1. Menjaga Diri di Saat Godaan Datang
    Godaan bisa datang kapan saja, bahkan dalam kondisi sulit ditolak. Namun, menolak godaan dengan tegas adalah bentuk keberanian iman.

  2. Pentingnya Memohon Pertolongan Allah
    Doa Nabi Yusuf agar lebih memilih penjara adalah bukti bahwa manusia lemah tanpa pertolongan Allah. Doa dan tawakal menjadi senjata utama melawan hawa nafsu.

  3. Kesabaran Membawa Kemuliaan
    Kesabaran Yusuf menghadapi fitnah membawanya pada derajat tinggi. Setelah keluar dari penjara, beliau diangkat menjadi penguasa Mesir. Ini menunjukkan bahwa kesabaran dalam menjaga diri akan diganjar dengan kemuliaan di dunia dan akhirat.

Relevansi untuk Kehidupan Muslim Masa Kini

  • Di era modern, godaan nafsu semakin mudah ditemui, baik melalui media, lingkungan, maupun pergaulan. Teladan Nabi Yusuf menjadi pedoman agar tetap menjaga kehormatan diri.

  • Prinsip muraqabah, yaitu selalu merasa diawasi Allah, perlu ditanamkan agar tidak tergoda melakukan perbuatan dosa meski dalam keadaan tersembunyi.

  • Keberanian memilih jalan yang sulit, seperti menolak kesempatan yang mengarah pada maksiat, adalah bukti keimanan yang kuat.

 

Kisah Nabi Yusuf adalah teladan abadi tentang kekuatan iman dalam mengendalikan nafsu. Beliau mengajarkan bahwa menjaga diri dari maksiat lebih utama daripada kesenangan sesaat. Dengan takwa, doa, dan kesabaran, seorang Muslim mampu menahan godaan yang datang, meski tampak sulit. Allah menjanjikan kemuliaan bagi hamba-Nya yang sabar dan ikhlas dalam menjaga kehormatan diri.