Dalam sejarah peradaban Islam, tradisi menuntut ilmu bukan hanya aktivitas intelektual, tetapi bagian yang tak terpisahkan dari ibadah. Islam memandang ilmu sebagai cahaya yang menerangi kehidupan, membimbing setiap langkah agar terarah dan penuh hikmah. Karena itu, belajar bukan hanya dilakukan saat kecil, di sekolah, atau dalam bangku pendidikan formal. Ia merupakan perjalanan sepanjang hayat—dari buaian hingga liang lahat.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.”
(HR. Ibnu Majah)

Kata wajib menunjukkan bahwa belajar adalah kebutuhan yang tidak boleh ditinggalkan.

1. Makna Menuntut Ilmu dalam Islam

Ilmu dalam Islam tidak hanya berarti pengetahuan akademis atau teori, tetapi mencakup seluruh hal yang membawa manusia kepada kebaikan.

Beberapa makna penting ilmu dalam ajaran Islam:

  • Ilmu yang mendekatkan seseorang kepada Allah

  • Ilmu yang membimbing akhlak menjadi lebih mulia

  • Ilmu yang memberikan manfaat kepada diri sendiri dan orang lain

  • Ilmu yang menuntun kehidupan agar lebih terarah dan bermakna

Dengan kata lain, menuntut ilmu bukan hanya untuk “tahu”, tetapi untuk menjadi lebih baik.

2. Belajar sebagai Tanda Kesungguhan Iman

Allah mengangkat derajat orang yang berilmu:

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
(QS. Al-Mujadilah: 11)

Hal ini menunjukkan bahwa belajar bukan sekadar aktivitas duniawi. Ia adalah bentuk penghormatan terhadap akal yang diberikan Allah kepada manusia. Seseorang yang terus belajar, berarti ia berusaha meningkatkan diri agar menjadi hamba Allah yang lebih baik.

3. Tradisi Belajar Sepanjang Hayat dalam Peradaban Islam

Sejarah Islam mencatat banyak tokoh yang berilmu dan terus belajar hingga akhir hayat, di antaranya:

Tokoh Keteladanan dalam Belajar
Imam Bukhari Menghafal ribuan hadis sejak kecil dan menyaringnya dengan teliti sepanjang hidup.
Ibnu Sina Menulis ensiklopedia kedokteran yang mendunia, belajar hingga larut malam.
Al-Ghazali Menyempurnakan keilmuan dengan mencari keseimbangan antara ilmu syariat dan spiritualitas.

Mereka menunjukkan bahwa ilmu adalah perjalanan tidak berkesudahan.

4. Tantangan Belajar di Era Modern

Di zaman ini, akses ilmu sangat mudah, tetapi semangat menuntut ilmu sering terhambat oleh:

  • Kesenangan digital (scrolling tanpa arah, hiburan berlebih)

  • Rasa cepat puas dengan ilmu yang sedikit

  • Pemahaman bahwa belajar hanya untuk sekolah atau pekerjaan

  • Kurangnya niat yang kuat

Padahal ilmu yang kuat hanya akan tumbuh dengan kesabaran, konsistensi, dan kerendahan hati.

5. Cara Menumbuhkan Semangat Belajar Seumur Hidup

Berikut langkah praktis yang dapat dilakukan:

  1. Niatkan belajar sebagai ibadah
    Bukan sekadar mengisi waktu.

  2. Tentukan bidang ilmu yang ingin diperdalam
    Mulai dari yang paling bermanfaat untuk diri dan lingkungan.

  3. Sediakan waktu khusus untuk belajar setiap hari
    Meski hanya 15–30 menit.

  4. Bergabung dalam majelis ilmu atau komunitas pembelajar
    Lingkungan mempengaruhi semangat.

  5. Terapkan ilmu dalam kehidupan
    Ilmu tanpa amal hanya menjadi teori.

  6. Terus bersikap rendah hati
    Orang yang merasa sudah tahu, sesungguhnya tidak belajar lagi.

Islam adalah agama yang mengangkat derajat ilmu dan ahlinya. Menuntut ilmu bukan hanya urusan akademik, tetapi jalan menuju kedewasaan spiritual dan pribadi. Seorang Muslim diajarkan untuk terus belajar, memperbaiki diri, memperluas wawasan, dan memberi manfaat bagi orang lain.

 

Belajar adalah perjalanan panjang yang indah. Selama napas masih berhembus, selama hati masih hidup, jalan ilmu tidak akan pernah berhenti.