Beberapa tahun terakhir, istilah hijrah semakin populer di kalangan umat Islam, terutama di kalangan anak muda. Banyak yang mulai mengenakan pakaian lebih syar’i, meninggalkan kebiasaan lama yang kurang islami, serta lebih aktif dalam kajian keislaman. Namun, muncul pertanyaan: apakah fenomena hijrah ini hanya sebatas tren, atau benar-benar didasari oleh kesadaran spiritual?
1. Makna Hijrah dalam Islam
Secara bahasa, hijrah berarti berpindah atau meninggalkan sesuatu. Dalam sejarah Islam, hijrah merujuk pada perpindahan Rasulullah ﷺ dan para sahabat dari Makkah ke Madinah untuk menjaga dan menegakkan agama Islam.
Namun, hijrah juga memiliki makna yang lebih luas, yaitu berpindah dari keburukan menuju kebaikan. Rasulullah ﷺ bersabda: "Seorang Muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah." (HR. Bukhari dan Muslim)
Jadi, hijrah bukan hanya perpindahan fisik, tetapi juga perubahan hati, sikap, dan perbuatan menuju kebaikan sesuai syariat Islam.
2. Tren atau Kesadaran Spiritual?
Fenomena hijrah di zaman modern sering kali terlihat dalam bentuk perubahan gaya hidup, seperti:
Berpakaian lebih islami (berhijab syar’i, bercadar, atau berjanggut)
Meninggalkan musik atau hiburan yang tidak islami
Mengikuti kajian dan komunitas keislaman
Berusaha menerapkan sunnah Rasulullah ﷺ dalam kehidupan sehari-hari
Namun, hijrah bisa menjadi tren sementara jika tidak didasari dengan pemahaman yang kuat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi fenomena ini:
a. Pengaruh Media Sosial
Banyak publik figur yang berhijrah dan membagikan perjalanan spiritual mereka di media sosial. Ini menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk ikut berubah. Namun, jika hijrah hanya sebatas mengikuti tren tanpa pemahaman yang mendalam, ada risiko kembali ke kebiasaan lama.
b. Lingkungan dan Pergaulan
Hijrah sering kali dipengaruhi oleh lingkungan dan komunitas. Jika seseorang berhijrah karena ingin diterima dalam kelompok tertentu, ada kemungkinan hijrah tersebut tidak bertahan lama jika komunitasnya berubah.
c. Kesadaran Diri dan Pemahaman Agama
Hijrah yang sejati harus didasari oleh niat yang ikhlas dan pemahaman agama yang kuat. Jika seseorang berhijrah karena ingin mendekatkan diri kepada Allah, maka perubahan tersebut akan lebih konsisten meskipun ada rintangan.
3. Tantangan dalam Berhijrah
Berhijrah bukanlah perjalanan yang mudah. Banyak orang yang mengalami berbagai tantangan, seperti:
Tekanan sosial: Dihina atau dicemooh oleh teman dan keluarga karena dianggap berubah terlalu drastis.
Godaan kembali ke kebiasaan lama: Kadang ada perasaan rindu terhadap kehidupan sebelum hijrah.
Kurangnya ilmu agama: Tidak semua orang yang berhijrah langsung memiliki pemahaman agama yang kuat, sehingga rentan terjebak dalam ekstremisme atau salah paham dalam beragama.
Rasulullah ﷺ pernah bersabda: "Sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing, dan ia akan kembali menjadi asing seperti semula. Maka beruntunglah orang-orang yang asing (tetap berpegang teguh pada Islam meskipun dianggap aneh oleh manusia)." (HR. Muslim)
Oleh karena itu, seseorang yang berhijrah harus memiliki kesabaran dan keteguhan hati dalam menjalani perjalanannya.
4. Cara Menjaga Hijrah agar Istiqomah
Agar hijrah tidak hanya menjadi tren sesaat, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
Perkuat niat dan tujuan – Pastikan hijrah dilakukan karena Allah, bukan karena tren atau tekanan sosial.
Cari ilmu agama – Pelajari Islam dari sumber yang benar agar tidak mudah terpengaruh oleh pemahaman yang salah.
Gabung dengan komunitas yang positif – Bergaul dengan orang-orang yang mendukung perjalanan hijrah.
Tingkatkan ibadah secara bertahap – Jangan langsung berubah drastis, tapi lakukan dengan konsisten agar lebih mudah istiqomah.
Mohon pertolongan Allah – Doa dan istiqomah sangat penting dalam menjaga hijrah.
Hijrah bukan sekadar tren, tetapi perjalanan spiritual yang membutuhkan kesabaran dan keikhlasan. Jika dilakukan dengan niat yang benar dan dibarengi dengan ilmu, maka hijrah bisa menjadi jalan menuju kehidupan yang lebih baik, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana firman Allah: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Baqarah: 218). Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk terus istiqomah dalam hijrah dan mendapatkan ridha Allah.