Perbedaan adalah keniscayaan dalam kehidupan manusia. Allah menciptakan manusia dengan beragam latar belakang, suku, bahasa, pemikiran, dan pandangan hidup. Namun dalam Islam, perbedaan bukanlah alasan untuk saling menjauh, melainkan peluang untuk mempererat ukhuwah (persaudaraan). Seorang Muslim sejati diajarkan untuk bersatu dalam iman, meski berbeda dalam hal-hal cabang. Inilah kekuatan umat Islam: bersatu dalam akidah, kuat dalam keberagaman.

1. Makna Ukhuwah dalam Islam

a. Definisi Ukhuwah

Ukhuwah berasal dari kata "akhun" (saudara), yang bermakna ikatan batin yang menyatukan sesama Muslim. Ukhuwah bukan sekadar hubungan formal, tapi keterikatan spiritual berdasarkan iman kepada Allah.

b. Jenis-Jenis Ukhuwah

  • Ukhuwah Islamiyah: antara sesama Muslim

  • Ukhuwah Basyariyah: antara sesama manusia

  • Ukhuwah Wathaniyah: antara sesama warga negara

c. Dasar Ukhuwah dalam Al-Qur’an dan Hadis

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)

2. Perbedaan dalam Islam: Fitnah atau Rahmat?

a. Perbedaan adalah Sunnatullah

Perbedaan pandangan, mazhab, budaya, dan pendekatan dalam beribadah adalah hal yang wajar dalam Islam. Para sahabat pun berbeda pendapat, namun tetap saling menghormati.

b. Adab dalam Menyikapi Perbedaan

  • Tidak mudah menghakimi

  • Mengedepankan ilmu, bukan emosi

  • Menjaga akhlak dalam diskusi

  • Berlapang dada terhadap perbedaan ijtihad

c. Rahmat dalam Keberagaman

Imam Syafi’i berkata: “Pendapatku benar tapi bisa jadi salah, dan pendapat orang lain salah tapi bisa jadi benar.”
Perbedaan dalam masalah furu’ (cabang) adalah bentuk kelapangan Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

3. Tantangan Ukhuwah di Era Modern

a. Polarisasi dan Fanatisme

Media sosial seringkali menjadi ajang debat kusir. Fanatisme kelompok dapat mengikis ukhuwah dan mengotori hati dengan rasa benci terhadap sesama Muslim.

b. Politik Identitas dan Sekat Sosial

Isu agama sering dijadikan alat politik. Hal ini merusak persaudaraan dan memecah belah umat. Seorang Muslim harus cerdas dan bijak dalam memilah informasi.

c. Perbedaan Mazhab dan Ormas

Alih-alih menjadi kekuatan, perbedaan mazhab dan organisasi Islam kadang menjadi alasan perpecahan. Padahal, semua berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah, hanya berbeda pendekatan.

4. Menyatukan Umat dalam Ukhuwah

a. Menanamkan Nilai Kasih Sayang

Persaudaraan dibangun bukan di atas kepentingan, tapi di atas rasa cinta karena Allah.

“Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman, dan tidaklah kalian beriman hingga kalian saling mencintai...” (HR. Muslim)

b. Menumbuhkan Toleransi Internal

Perlu adanya edukasi umat bahwa perbedaan pandangan bukanlah permusuhan, tapi dinamika keilmuan. Saling menghargai adalah kunci kokohnya umat.

c. Bersatu dalam Tujuan Besar

Umat Islam harus bersatu untuk tujuan yang sama: menegakkan keadilan, memberantas kemiskinan, menyebarkan dakwah, dan menjaga akhlak masyarakat.

5. Buah Ukhuwah: Kekuatan dan Keberkahan

a. Kekuatan Kolektif

Umat yang bersatu akan lebih kuat menghadapi tantangan zaman: globalisasi, sekularisme, materialisme, dan dekadensi moral.

b. Keberkahan dalam Persatuan

Dengan ukhuwah, hati menjadi tenang, dakwah menjadi luas, dan pertolongan Allah lebih dekat.

“Tangan Allah bersama jamaah.” (HR. Tirmidzi)

Ukhuwah bukan hanya slogan, tapi komitmen untuk menjaga hati, memperluas silaturahmi, dan merawat perbedaan dengan kasih sayang. Umat Islam yang bersatu akan menjadi umat yang kuat. Mari kita rawat ukhuwah, lapangkan hati atas perbedaan, dan teguhkan langkah menuju ridha Allah.

Bersatu karena iman, kuat karena perbedaan, dan menang karena cinta dalam ukhuwah.